Minggu, 31 Oktober 2010

ABSTRAK
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA RODA BILANGAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS VI DI SLB-B PERTIWI KOTA MOJOKERTO

Pemahaman siswa tunarungu terhadap mata pelajaran yang tidak memerlukan pemahaman bahasa, memiliki tingkat pemahaman yang sama seperti anak normal pada umumnya. Dalam hal ini matematika adalah mata pelajaran yang paling dikuasai siswa tunarungu dan salah satu mata pelajaran yang paling disukai siaswa tunarungu. Namun pada kenyataannya, nilai yang dihasilkan pada mata pelajaran matematika terutama materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah sangat rendah.
Oleh karena itu penulis mencoba mencari penyebab terhadap masalah ini dan mencoba menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Adapun penyebab rendahnya nilai yang dihasilkan adalah:
1.      Kurangnya keprofesionalan para pengajar matematika
2.      Penggunaan media pembelajaran yang kurang kreatif dan tidak mengena
3.      Kurangnya semangat belajar siswa
Adapun solusi yang penulis tawarkan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan penggunaan media roda bilangan sebagai pengganti media garis bilangan yang kurang menarik dan statis untuk menjelaskan materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Media roda bilangan  merupakan alat peraga berupa papan yang dipotong melingkar dengan yang  bertujuan sebagai media pembelajaran yang dapat memudahkan siswa tunarungu kelas VI dalam memahami konsep dasar operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.


Kata kunci:  operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, media roda bilangan, siswa tunarungu

Kamis, 04 Maret 2010

pengertian hiperaktif

    Pengertian Hiperaktif
Keadaan anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif telah banyak dikeluhkan orang tua maupun masyarakat dan keluhan ini terus meningkat. Gangguan hiperaktif sesungguhnya sudah dikenal sejak sekitar tahun 1900 di tengah dunia medis. Pada perkembangan selanjutnya mulai muncul istilah ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity disorder). Untuk dapat disebut memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif.
1.      Inatensi Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. Anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain.
2.      Hiperaktif Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. Di samping itu, ia cenderung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.
3.      Impulsif Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
 Anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif termasuk gangguan bersifat akut yang mulai muncul pada masa kanak-kanak. Akibat dari gangguan pemusatan perhatian dan iperaktif ini sangat beragam. Jika jenis gangguan ini tidak teridentifikasi dan tidak tertangani maka mereka akan mempunyai resiko tinggi mengalami hambatan kemampuan belajar, menurunnya tingkat kepercayaan diri, problem-problem social, kesulitan-kesulitan dalam keluarga dan problem lain yang mengalami efek panjang.
Cirri utama anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif adalah adanya kecenderungan untuk berpindah dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain tanpa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan, tidak dapat berkonsentrasi dengan baik bila mengerjakan suatu yugas yang menuntut keterlibatan suatu fungsi kognitif, serta tampak adanya kegiatan yang tidak beraturan, berlebihan dan bahkan mengacau.